OUTLINE PENELITIAN
Nama :
Maria Filomena Da Costa De Jesus
Nim :
P13374522519115
Prodi :
D-IV Keperawatan Gigi
Judul
Skiripsi : Analisis Faktor Risiko Tejadinya Penyakit Gigi Dan Mulut Pada Pasien
Yang Berkunjung Ke Puskesmas Srondol Selama Tahun 2019
Kata Kunci 1
|
Kata Kunci 2
|
Kata Kunci 3
|
Factor Risiko Tejadinya Penyakit Gigi
Dan Mulut
|
Jaringan Keras
Gigi Dan Jaringan Penyanga Gigi
|
Puskesmas
|
1. Latar Belakang
Kata Kunci 1 (Resiko Terjadinya Penyakit Gigi Dan Mulut)
Penyakit gigi dan mulut
merupakan urutan ke sembilan dari sepuluh penyakit terbesar dengan jumlah
kunjungan sebanyak 1.482 kunjungan yang terdiri dari 62,8 % berusia lebih dari
15 tahun, dan 37,2 % kunjungan usia < 15 tahun, kunjungan pasien ke poli
gigi umumnya menderita ganguan gigi dan mulut,43,9 % diantaranya menderita
karies gigi, dan 56,1 % lainnya menderita ganguan periodontal.
Penyakit Gigi dan Mulut
merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Seseorang
dikatakan tidak sehat bila tidak memiliki gigi-mulut yang sehat. Paradigma Kesehatan Gigi Masyarakat Mengupayakan kesehatan gigi dan mulut masyarakat adalah
sebuah strategi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kenyataan rendahnya
kesadaran akan pentingnya merawat dan menjaga kesehatan gigi bagi masyarakat
memiliki konsekwensi logis yaitu meningkatnya penyakit gigi dan mulut terutama
karies atau gigi berlubang, meningkatnya penyakit gusi (Gingivitis) karena
penumpukan karang gigi, bau mulut (Holitosis) abses (Gusi bengkak). Kesadaran
masyarakat Indonesia di daerah terpencil ataupun masyarakat yang tinggal di
perkotaan tidak memiliki kesadaran yang kuat akan pentingnya kesehatan gigi dan
mulut dalam rangka terjaminya kualitas hidup. kehilangan gigi biasanya dianggap
sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa, padahal kehilangan gigi justru akan
menurunkan fungsi pengunyahan makanan yang tidak optimal. Sebagian besar
masyarakat tidak mengetahui manfaat dan fungsi gigi dan mulut yang sebenarnya.
Gigi dan mulut memiliki fungsi yaitu : mengunyah dan melunakkan makanan,
sebagai bagian dari fungsi pengucapan sehingga seseorang dapat berbicara dengan
baik dan benar, serta sebagai bagian dari penampilan seseorang agar tampak
menarik.
Faktor resiko adalah
suatu hal yang dapat meningkatkan perubahan seseorang dalam masalah
kesehatan. Beberapa hal dibawah ini
merupakan faktor-faktor timbulnya penyakit gigi mulut :
1.
Rendahnya
sosial-ekonomi / pendidikan seseorang à mengakibatkan perilaku masyarakat
yang belum menyadari pentingnya kesehatan gigi mulut (berdasarkan hasil survei
SUSENAS 22,8% penduduk tidak menyikat gigi ; 77,2% sisanya menyikat gigi namun
hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu), tidak memakai pasta gigi
berfluoride.
2.
Kebiasaan
& gaya hidup : - pola
makan
- kebiasaan merokok
- konsumsi alkohol berlebihan
- bad oral hygiene
-
tidak menggunakan pelayanan kesehatan
3.
Infeksi
bakteri
Kata Kunci 2 (Jaringan
Keras Gigi Dan Jaringan Penyanga Gigi)
a. Jaringan Keras Gigi
Karies gigi merupakan suatu penyakit mengenai
jaringan keras gigi yaitu enamel, dentin dan sementum, berupa daerah yang
membusuk pada gigi, hal ini merupakan akibat interaksi
beberapa faktor yaitu saliva, plak, diet dan kebersihan rongga mulut, sehingga
karies disebut penyakit
multifaktorial. Karies
gigi terjadi karena proses demineralisasi struktur gigi oleh asam yang
dihasilkan oleh mikro-organisme dan ditandai dengan terbentuknya kavitas pada
permukaan email, dentin atau sementum. Perjalanan karies bersifat kronis, tidak
dapat sembuh sendiri, dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi bila tidak
dilakukan perawatan.
Saliva mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan jaringan lunak dan keras rongga mulut. Saliva yang diproduksi
antara 1-1,5 liter setiap hari, atau 0,25-0,35 mililiter per menit. Saliva
berperan penting melindungi gigi dan mukosa mulut dari pengaruh asam, bila
jumlah saliva berkurang akan terjadi penurunan pH, Saliva memberikan
perlindungan dengan mempertahankan mikro-organisme normal dalam mulut dan
mempertahankan keutuhan permukaan gigi, Selain itu saliva mempunyai efek
membersihkan, melarutkan makanan, membantu pembentukan bolus makanan,
membersihkan makanan dan bakteri, membantu pengunyahan, penelanan dan bicara.
Plak adalah massa yang bersifat gelatin, dan
merupakan awal penting pembentukan karies. Bakteri yang berkembang biak pada
plak menghasilkan asam yang mampu melarutkan gigi. Metabolit bakteri pada plak
mengubah karbohidrat menjadi energi dan asam organik yang menyebabkan pH
metabolit rendah (5,0–5,5), dan menyebabkan demineralisasi struktur gigi.
Demineralisasi berhubungan erat dengan tingkat keasaman dan lamanya suasana
asam di permukaan gigi. Metabolisme bakteri pada plak sangat dipengaruhi oleh
keberadaan karbohidrat (sukrosa, fruktosa, glukosa) di dalam rongga mulut.
Diet yang mengandung sukrosa mempunyai dua pengaruh
buruk terhadap plak yaitu memberi kesempatan untuk membentuk kolonisasi bakteri
S. mutans dalam plak, yang dapat menyebabkan karies gigi. plak yang terus menerus
terpajan sukrosa akan memetabolisir sukrosa dengan cepat menjadi asam organik,
dan menyebabkan pH plak turun Hal itu ditunjang kebiasaan pasien mengkonsumsi
karbohidrat yang sangat mempengaruhi kecepatan terjadinya karies.
Frekuensi dan efektifitas pembersihan gigi sangat
penting untuk mencegah timbulnya karies gigi. Penggunaan pasta gigi yang
mengandung fluor, efektif untuk menjaga cadangan fluor dalam rongga mulut. Untuk
menjaga kebersihan mulut diperlukan prosedur pembersihan gigi sekurang-kurangnya
dua kali sehari dengan cara menyikat
gigi dan lidah. Proses demineralisasi dapat dihambat bila pH plak meningkat
menjadi lebih besar dari 5,5. Perubahan tersebut diperoleh melalui saliva,
konsentrasi fluor, modifikasi diet, pembersihan plak atau fluoridasi, sehingga
terjadi proses remineralisasi.
b. Jaringan Penyangga Gigi
Jaringan
penyangga gigi atau jaringan periodontal yang terdiri dari gusi dan tulang yang
mengelilingi gigiyang merupakan salah
satu penyebab kehilangan gigi pada orang dewasa selain lubang gigi, hal ini
disebabkan karena infeksi pada jaringan periodontal. Menurut penelitian infeksi
periodontal juga dikaitkan dengan penyakit lain seperti diabetes mellitus,
penyakit jantung dan stroke.
Infeksi
pada jaringan periodontal terjadi akibat infeksi bakteri pada plak yang melekat
di permukaan gigi. Pembersihan plak gigi yang tidak sempurna menyebabkan
mengerasnya plak dan membentuk karang gigi. Bakteri pada plak dan karang gigi
akan mengeluarkan toksin yang dapat mengiritasi gusi, merusak perlekatan antara
gusi dan gigi sehingga membentuk ruangan yang disebut poket atau saku gusi.
Infeksi pada gusi yang disebut gingivitis seringkali tidak menimbulkan keluhan
pada penderita. Kondisi gingivitis atau
radang gusi yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi periodontitis,
dimana terjadi peningkatan kedalaman poket atau saku gusi akibat invasi bakteri
dDan akan rusak,mengakibatkan kegoyangan hingga tanggalnya gigi.
Kata
Kunci 3 ( Puskesmas )
penyelenggara
pelayanan kesehatan masyarakat, yakni Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang
biasa disebut Puskesmas.. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyara kat yang
setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Sejarah dan perkembangan Puskesmas di
Indonesia dimulai dari didirikannya berbagai institusi dan sarana kesehatan
seperti Balai Pengobatan, Balasi
Kesehatan Ibu dan Anak, serta diselenggarakannya berbagai upaya kesehatan
seperti usaha hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing berjalan
sendiri-sendiri. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, kegiatan pokok
Puskesmas dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya
Kesehatan Pengembangan.
Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan
perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat
memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Untuk memberikan
pelayanan yang baik tentunya selalu diusahakan adanya peningkatan kualitas
pelayanan guna mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat.
Puskesmas
Srondol adalah unit organisasi fungsional yang melaksanakan tugas teknis Dinas
Kesehatan, yang berada di Kecamatan Banyumanik dengan wilayah kerja kelurahan
Srondol Kulon, Srondol Wetan, dan Kelurahan Banyumanik. Seiring dengan
banyaknya pasien yang datang, puskesmas
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas. Pelayanan
yang berkualitas dapat dilihat dari pelayanan yang mudah, cepat, tanggap, aman,
murah, tidak diskriminatif dan dapat dipertanggung jawabkan. Puskesmas Srondol
Kota Semarang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang sesuai
dengan harapan pasien. Diketahui bersama bahwa kebutuhan pasien sekarang yang
semakin kompleks menyebabkan pihak puskesmas harus mampu mengimbangi. Kemampuan
petugas dalam melayani juga menjadi sorotan publik. Apabila petugas memberikan
pelayanan kesehatan yang baik akan memberikan dampak tersendiri bagi pasien,
yaitu semakin tingginya tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan di
puskesmas. Sikap tanggung jawab dan kemudahan pelayanan akan membuat pasien
semakin nyaman dalam proses pelayanan. Kelengkapan sarana dan prasarana, serta
kemudahan dalam pendaftaran pelayanan kesehatan terutama di puskesmas akan
mendorong pasien merasa diberi pelayanan yang baik dan tidak merasa di
diskriminasi.
2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Analisis Faktor Risiko
Tejadinya Penyakit Gigi Dan Mulut Pada Pasien Yang Berkunjung Ke Puskesmas
Srondol Selama Tahun 2019
3. Tujuan
a.
Tujuan Umum
Untuk menganalisis factor resiko
terjadinya penyakir gigi dan mulut Pada Pasien Yang Berkunjung Ke Puskesmas Srondol Selama Tahun
2019
b.
Tujuan
Khusus
1)
Untuk
mengetahui distribusi frekuensi penyakit jaringan keras gigi yang meliputi
karies mencapai email, karies mencapai dentin, karies mencapai pulpa dan karies
mencapai akar
2)
Untuk
mengetahui distribusi frekuensi penyakit jaringan penyangga gigi yang meliputi
gingivitis, periodontitis
4. Manfaat penelitian
a.
Bagi
Peneliti
Skripsi ini akan menambah pengetahuan bagi penulis untuk
mengetahui segala hal yang berhubungan dengan penyakit gigi dan mulut, sehingga
nantinya akan di jadikan acuan bagi masyarakat, baik sekarang maupun de masa
mendatang
b.
Bagi
Jurusan Keperawatan Gigi
Sebagai referensi tambahan tentang Analisis Faktor Risiko
Tejadinya Penyakit Gigi Dan Mulut Pada Pasien Yang Berkunjung Ke Puskesmas
Srondol sehingga nantinya bisa diadakan penelitian yang lebih mendalam
0 komentar:
Posting Komentar