Judul
Penelitian
“Explosion Teeth Model Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi dalam
Upaya Membentuk Perilaku Anak Sekolah Dasar”
Topik
Kunci
Kata Kunci 1
|
Kata Kunci 2
|
Kata Kunci 3
|
Explosion Teeth Model
|
Promosi Kesehatan Gigi
|
Perilaku Anak Sekolah Dasar
|
1. Latar
Belakang
Kata Kunci 1 (mengapa menarik dilakukan)
|
Peranan media dalam proses
pembelajaran sangatlah penting. Adanya media dapat mendukung proses pembelajaran,
mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta meningkatkan
kualitas mengajar guru yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa.
Media dibedakan menjadi media dua dimensi dan media tiga dimensi. Salah satu
media tiga dimensi adalah Explosion Teeth Model.
Explosion
Teeth Model adalah model sederhana
yang dirancang untuk menyampaikan pesan kesehatan gigi dan mulut. Ini
termasuk banyak segmen pendidikan, seperti cara memilih sikat gigi, metode
menyikat gigi, waktu yang tepat untuk menyikat gigi, bagaimana penyakit gigi
dan mulut berkembang, bagaimana mengatasi masalah yang ada di rongga mulut,
serta beberapa permainan menarik lainnya yang dikombinasikan dengan keunikan kartun,
teka-teki, dan permainan menebak.
Explosion Teeth Model sangat sesuai
dengan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran menggunakan media
gambar-gambar yang menarik. Media pembelajaran Explosion Teeth Model berbentuk kotak jika dibuka memiliki bagian yang
dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi
cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika
halamannya dibuka.
Explosion Teeth Model merupakan
media yang praktis untuk digunakan, mudah dibawa serta memiliki tampilan
berbentuk tiga dimensi yang dapat menambah semangat belajar peserta didik
serta dapat menggunakan media secara mandiri maupun kelompok. Melalui Media
Explosion Teeth Model,
peserta didik tidak hanya menghafal konsep atau fakta namun melakukan
kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang
utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak
mudah dilupakan.
|
Kata Kunci 2 (mengapa menarik dilakukan)
|
Kesehatan gigi
dan mulut merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu termasuk
pada anak, karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan
rasa sakit, gangguan pengunyahan, dan dapat mengganggu kesehatan tubuh
lainnya. Masalah gigi dan mulut pada anak dapat juga berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi kesehatan gigi susu akan turut
menentukan pertumbuhan gigi tetap anak. Disamping itu anak-anak merupakan
kelompok umur yang rentan terhadap penyakit. Anak yang memiliki masalah pada
kesehatan gigi dan mulutnya, dapat terganggu kualitas hidupnya, padahal anak
merupakan aset bangsa untuk pembangunan di masa yang akan datang.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 dan tahun 2013
menunjukkan persentase masyarakat Indonesia yang memiliki masalah gigi dan
mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Data tersebut menunjukkan masih
banyak masyarakat Indonesia yang kurang memper-hatikan kesehatan gigi dan
mulut. Data dari Riskesdas Tahun 2007 dan 2013 juga menunjukkan persentase
perilaku penduduk usia 10 tahun ke atas yang menyikat gigi dengan benar dari
7,3% di tahun 2007 menurun menjadi 2,3% di tahun 2013. Hal ini menjadi
masalah, karena salah satu cara pencegahan yang efektif terhadap terjadinya
penyakit gigi dan mulut yakni melalui tindakan menyikat gigi. Terbentuknya perilaku
menyikat gigi individu yang benar didasari oleh bekal informasi individu yang
diperoleh antara lain melalui promosi kesehatan gigi dan mulut.
Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pemberian
informasi yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
meningkatkan taraf hidup. Dalam promosi
kesehatan gigi dan mulut, individu memperoleh pengalaman atau informasi
melalui berbagai media promosi kesehatan gigi dan mulut.
Penekanan konsep promosi kesehatan lebih pada upaya
mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
(pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan
telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan
berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan.
Tujuan promosi kesehatan gigi adalah
adanya perubahan perilaku sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, tentunya perubahan perilaku
yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus.
Oleh karena itu, pencampaian target promosi kesehatan gigi dibagi menjadi
tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Hasil yang diharapkan dari promosi kesehatan gigi
dalam jangka pendek adalah tercapainya perubahan pengetahuan dari anak-anak.
Dalam tujuan jangka menengah, hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan
pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku anak-anak
kearah perilaku sehat. Tujuan jangka panjang adalah anak-anak dapat
menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.
|
Kata Kunci 3 (mengapa menarik dilakukan)
|
Perilaku kesehatan merupakan
suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit atau
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) Faktor–faktor predisposisi
(predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan sebagainya. 2) Faktor–faktor pendukung (enabling factors)
yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan misalnya
Puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
3) Faktor–faktor pendorong
(reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Perilaku menggosok gigi pada
anak harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa.
Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup
penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi
juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menggosok gigi, serta
frekuensi dan waktu
menggosok gigi yang tepat. Kegiatan
kesehatan gigi anak usia sekolah dilaksanakan melalui kegiatan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang salah satu kegiatan UKGS lebih menekankan
pada aspek pelayanan kesehatan siswa yaitu melakukan upaya pencegahan penyakit
gigi yang terjadi pada anak sekolah dasar dan juga aspek pendidikan pada siswa
agar siswa dapat membiasakan pelihara diri kesehatan gigi sejak dini salah satunya
melalui kebiasaan menggosok gigi yang benar.
Cakupan pelayanan kesehatan gigi sekolah dasar diharapkan 100% sekolah
dasar binaan melakukan UKGS dengan memasukan kurikulum pendidikan kesehatan oleh
guru UKS/UKGS. Target cakupan pelayanan kesehatan gigi pada siswa sekolah dasar
melalui UKGS dapat dicapai dengan melalui pembinaan petugas dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut ke sekolah dasar dilakukan minimal 2 kali pertahun per sekolah
dasar dari jumlah sekolah dasar melakukan UKGS, dengan tujuan terciptanya
derajat kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar secara optimal, siswa
mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi serta mempunyai sikap/kebiasaan
memelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.
|
2. Tujuan
a. Tujuan
Umum
Mengetahui efektivitas Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
b. Tujuan
Khusus
1) mengetahui
pengetahuan
anak sebelum dan sesudah
diberikan promosi kesehatan gigi menggunakan Explosion Teeth Model
2) mengetahui
sikap anak sebelum dan
sesudah diberikan promosi kesehatan gigi menggunakan Explosion Teeth Model
3) mengetahui
perilaku anak sebelum dan
sesudah diberikan promosi kesehatan gigi menggunakan Explosion Teeth Model
|
3. Manfaat
a. Menambah
ilmu pengetahuan penulis mengenai Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
b. Memberikan
informasi mengenai Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
c. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
dasar
|
4.
Landasan Teori yang diperlukan
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak
diteliti
|
Daftar Pustaka
1.
Depkes RI.,1994. Modul Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Di Rumah
Sakit Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta.
2.
Depkes RI. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Direktorat Kesehatan Gigi. Jakarta.
3.
Depkes RI. 2004. Upaya Kesehatan gigi Masyarakat. Direktorat Jendral
Pelayanan Medik. Jakarta.
4.
Dinkes Propinsi Lampung. 2010. Profil kesehatan propinsi lampung,
Lampung.
5.
Hutabarat. N. 2009. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam
Pelaksanaan
UKGS dengan Tindakan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah
Dasar . Medan (Tesis).
6.
Ircham. Ediati S, Sidarto. 1993. Penyakit penyakit Gigi dan Mulut
Pencegahan dan
Perawatannya. Liberty. Yogyakarta.
7.
Notoatmodjo. S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip Prinsip
dasar. Rineka
Cipta. Jakarta.
8.
Notoatmodjo. S. 2010. Promosi kesehatan. Teori dan aplikasinya. Rineka
Cipta.
Jakarta.
9.
Riskesdas. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Badan
Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
10.
Riyanti. E. 2005. Pengenalan dan Perawatan Gigi Anak Sejak Dini. Ed.
Seminar Sehari
Kesehatan Psikologi Anak. ECG. Jakarta.
|
5. Metode
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yakni peneliti
melakukan perlakuan terhadap variabel
independennya kemudian mengukur pengaruh perlakuan tersebut pada
dependen variabel. Perlakuan adalah
suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dalam menentukan
peristiwa atau kejadian. Penelitian
eksperimen bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan
intervensi.
Pelaksanaan penelitian
dilakukan dengan menggunakan rancangan one
group pretest posttest, yakni melakukan observasi pertama (pretest), dan diikuti intervensi
perlakuan, setelah itu dilakukan observasi terakhir (posttest) yang memungkinkan tejadi perubahan-perubahan setelah
adanya perlakuan atau percobaan. Pengumpulan data penelitian diperoleh dari
hasil kuesioner yang diberikan kepada setiap sampel yang menjadi responden.
Uji
statistik yang digunakan untuk pengolahan data yaitu uji paired sample t-test apabila setelah dilakukan uji normalitas
datanya normal, akan tetapi apabila datanya tidak normal maka uji statistik
yang digunakan adalah uji wilxocon (2
related samples) dengan bantuan computerized
menggunakan SPSS versi 16 yang menghasilkan adanya Efektivitas Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
|
0 komentar:
Posting Komentar