selamat datang di blok saya
Selasa, 17 Desember 2019
Senin, 28 Oktober 2019
kesehatan gigi 2
TUGAS UTS SOSIO BUDAYA DASAR
“ANALISIS NASKAH ILMIAH”
Oleh :
MARIA
F DA COSTA DE JESUS
NIM.
P1337425219115
POLITEKNIK
KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN
KEPERAWATAN GIGI
PRODI
DIV ALIH JENJANG
2019
JURNAL INTERNASIONAL
Judul
|
Risk Factors Associated With Oral
Manifestations And Oral Health Impact Of Gastro-Oesophageal Reflux Disease: A
Multicentre, Cross-Sectional Study In Pakistan
Faktor Risiko Yang Terkait Dengan
Manifestasi Oral Dan Dampak Kesehatan Mulut Penyakit Refluks Gastro-Esofagus:
Studi Cross-Sectional Multisenter Di Pakistan
|
Jurnal
|
Warsi I, et al. BMJ Open 2019;9:e021458.
doi:10.1136/bmjopen-2017-021458
|
Tahun
|
2019
|
Penulis
|
Ibrahim
Warsi, Javeria Ahmed, Anjum Younus, Abdur Rasheed, Tayyab Saeed Akhtar,
Qurrat Ul Ain, Zohaib Khurshid
|
Rumusan
masalah
|
Pengaruh
faktor risiko terkait dengan manifestasi oral terhadap dampak kesehatan mulut
penyakit refluks gastro-esofagus
|
Hipotesis
|
Pasien dengan Dental
Erosions (DE) mengalami gejala oral
dan relatif lebih terganggu kesehatan dari pada mereka yang tanpa Dental Erosions (DE)
|
Sumber
data yang akan dijadikan objek penelitian
|
Partisipan Secara total, 187 dari 700 pasien yang menjalani esofago-gastro-duodenoscopy dan
memiliki Gastro-oesophageal reflux
disease (GORD) adalah termasuk dalam penelitian ini. Pasien dengan Gastro-oesophageal reflux disease (GORD) dibagi sesuai dengan kehadiran DE ke
dalam grup A (dengan DE, kronis / parah GORD) dan kelompok B (tanpa DE, GORD
ringan). Pasien yang tidak sadar dan memiliki pembukaan mulut yang sangat
terbatas dikeluarkan
|
Instrumen
untuk melakukan penelitian
|
Instrumen Profile-14 (OHIP-14)
|
Teknik
pengumpulan data
|
Desain cross-sectional penelitian ini dilakukan di empat rumah
sakit pemerintah perawatan tersier utama, di dua kota metropolitan Pakistan
yaiutu kota kembar Rawalpindi-Islamabad (Institusi Ilmu Pengetahuan Medis
Pakistan, PIMS dan Rumah Sakit Keluarga Suci) dan Karachi (Rumah Jinnah dan
Rumah sakit sipil). Secara total, 187 dari 700
pasien yang menjalani OGD bersama dengan pemeriksaan gastrointestinal (GI)
komprehensif selama 4 bulan didiagnosis memiliki GORD dan dikonfirmasi secara
medis dengan pengobatan dengan inhibitor pompa proton dimasukkan dalam
penelitian (partisipasi 100%). menilai). Pemeriksaan gigi wajib dimasukkan
untuk mengevaluasi efek orodental dari GORD. Pasien yang tidak sadar dan
mereka yang memiliki pembukaan mulut minimal (menghalangi pemeriksaan oral)
dikeluarkan.
|
Analisis
data
|
Penyakit refluks gastro-esofagus objektif (GORD) adalah
gangguan yang relatif umum dan bermanifestasi dengan gejala extraoesophageal,
seperti erosi gigi (DE), batuk, radang tenggorokan, asma, dan jaringan lunak
dan keras oral patologi. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengidentifikasi
oral lunak dan perubahan jaringan keras pada pasien dengan GORD dan (2) untuk
mengevaluasi perubahan lisan ini sebagai indeks untuk menilai GORD dan
tingkat keparahannya. Keterlibatan gigi
tampaknya bersifat universal, tetapi kerusakan yang paling umum diamati
terjadi pada permukaan palatal gigi posterior, dengan prevalensi yang
dilaporkan hingga 42%. Penelitian telah menyoroti efek merugikan dari konten
gastroduodenal pada patologi jaringan lunak oral serta kecenderungannya untuk
menyebabkan DE. Ini termasuk efek pada epitel esofagus, langit-langit lunak dan
mukosa mulut, dan bermanifestasi sebagai sindrom mulut terbakar, lesi
aphthoid, suara serak, eritema langit-langit lunak dan uvula, glositis,
atrofi epitel dan xerostomia. Atrofi epitel dan xerostomia semakin
memperburuk cedera yang disebabkan oleh GORD pada epitel di rongga mulut dan
kerongkongan.Tingkat keparahan DE berbanding lurus dengan jumlah waktu asam lambung bersentuhan dengan enamel, sehingga frekuensi dan durasi masalah refluks dapat dinilai
dengan jumlah kehilangan enamel dan sebaliknya. Kami berhipotesis hubungan
yang kuat antara DE
dan GORD parah kronis, dan bahwa tidak adanya DE akan menunjukkan bentuk GORD
yang kurang parah yang durasinya lebih pendek.
|
Hasil
dan pembahasan hasil
|
Hasil fibrosis submukosa oral (66,3%),
ulserasi (59,4%) dan xerostomia (47,6%) secara signifikan lebih banyak umum
pada kelompok A (p <0,05). Prevalensi GORD adalah 26,7%, di mana
prevalensi DE adalah 35,3%. Pola makan yang tidak sehat, mual/muntah,
esofagitis, xerostomia, ulserasi, radang gusi dan cheilitis menunjukkan
hubungan yang signifikan secara statistik dengan kronis GORD dan DE. Semua
subskala OHIP-14 positif berkorelasi (p <0,05) pada pasien dengan GORD dan
DE, dengan dampak penting pada ketidaknyamanan psikologis (rs = 0,30), cacat
fisik (rs = 0,29), cacat psikologis (rs = 0.27) dan batasan fungsional (rs =
0.20)
|
Rekomendasi
|
Pasien dengan GORD dan DE menunjukkan
manifestasi oral yang lebih parah dibandingkan dengan GORD dan DE. Peneliti
merekomendasikan pemeriksaan gigi tepat waktu untuk menilai tingkat keparahan
penyakit sistemik dan oral. Studi ini memperkuat DE sebagai kuat komorbiditas
bentuk kronis. Pasien dengan DE mengalami gejala yang parah dan relatif lebih
banyak membahayakan kesehatan mulut daripada mereka tanpa DE. Peneliti
menemukan yang positif korelasi antara bentuk parah GORD dan oral manifestasi
seperti xerostomia, ulkus mukosa aphthoid, radang gusi dan cheilitis. Lebih
lanjut, tidak sehat Openaccess pola makan dan sering mual atau muntah
meningkatkan kemungkinan mengembangkan GORD dan DE kronis, maka mengarah pada
pengembangan lesi jaringan lunak oral, dengan peningkatan keparahan dan
gangguan kesehatan mulut. Peneliti merekomendasikan kunjungan gigi tepat
waktu untuk evaluasi kesehatan mulut, untuk menilai tingkat manifestasi oral,
dan mencegah perkembangannya.
|
kesehatan gigi 4
Judul
Penelitian
“Explosion Teeth Model Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi dalam
Upaya Membentuk Perilaku Anak Sekolah Dasar”
Topik
Kunci
Kata Kunci 1
|
Kata Kunci 2
|
Kata Kunci 3
|
Explosion Teeth Model
|
Promosi Kesehatan Gigi
|
Perilaku Anak Sekolah Dasar
|
1. Latar
Belakang
Kata Kunci 1 (mengapa menarik dilakukan)
|
Peranan media dalam proses
pembelajaran sangatlah penting. Adanya media dapat mendukung proses pembelajaran,
mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta meningkatkan
kualitas mengajar guru yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar siswa.
Media dibedakan menjadi media dua dimensi dan media tiga dimensi. Salah satu
media tiga dimensi adalah Explosion Teeth Model.
Explosion
Teeth Model adalah model sederhana
yang dirancang untuk menyampaikan pesan kesehatan gigi dan mulut. Ini
termasuk banyak segmen pendidikan, seperti cara memilih sikat gigi, metode
menyikat gigi, waktu yang tepat untuk menyikat gigi, bagaimana penyakit gigi
dan mulut berkembang, bagaimana mengatasi masalah yang ada di rongga mulut,
serta beberapa permainan menarik lainnya yang dikombinasikan dengan keunikan kartun,
teka-teki, dan permainan menebak.
Explosion Teeth Model sangat sesuai
dengan karakteristik peserta didik dalam pembelajaran menggunakan media
gambar-gambar yang menarik. Media pembelajaran Explosion Teeth Model berbentuk kotak jika dibuka memiliki bagian yang
dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi serta memberikan visualisasi
cerita yang menarik, mulai dari tampilan gambar yang dapat bergerak ketika
halamannya dibuka.
Explosion Teeth Model merupakan
media yang praktis untuk digunakan, mudah dibawa serta memiliki tampilan
berbentuk tiga dimensi yang dapat menambah semangat belajar peserta didik
serta dapat menggunakan media secara mandiri maupun kelompok. Melalui Media
Explosion Teeth Model,
peserta didik tidak hanya menghafal konsep atau fakta namun melakukan
kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang
utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak
mudah dilupakan.
|
Kata Kunci 2 (mengapa menarik dilakukan)
|
Kesehatan gigi
dan mulut merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu termasuk
pada anak, karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan
rasa sakit, gangguan pengunyahan, dan dapat mengganggu kesehatan tubuh
lainnya. Masalah gigi dan mulut pada anak dapat juga berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi kesehatan gigi susu akan turut
menentukan pertumbuhan gigi tetap anak. Disamping itu anak-anak merupakan
kelompok umur yang rentan terhadap penyakit. Anak yang memiliki masalah pada
kesehatan gigi dan mulutnya, dapat terganggu kualitas hidupnya, padahal anak
merupakan aset bangsa untuk pembangunan di masa yang akan datang.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 dan tahun 2013
menunjukkan persentase masyarakat Indonesia yang memiliki masalah gigi dan
mulut meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Data tersebut menunjukkan masih
banyak masyarakat Indonesia yang kurang memper-hatikan kesehatan gigi dan
mulut. Data dari Riskesdas Tahun 2007 dan 2013 juga menunjukkan persentase
perilaku penduduk usia 10 tahun ke atas yang menyikat gigi dengan benar dari
7,3% di tahun 2007 menurun menjadi 2,3% di tahun 2013. Hal ini menjadi
masalah, karena salah satu cara pencegahan yang efektif terhadap terjadinya
penyakit gigi dan mulut yakni melalui tindakan menyikat gigi. Terbentuknya perilaku
menyikat gigi individu yang benar didasari oleh bekal informasi individu yang
diperoleh antara lain melalui promosi kesehatan gigi dan mulut.
Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pemberian
informasi yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
meningkatkan taraf hidup. Dalam promosi
kesehatan gigi dan mulut, individu memperoleh pengalaman atau informasi
melalui berbagai media promosi kesehatan gigi dan mulut.
Penekanan konsep promosi kesehatan lebih pada upaya
mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
(pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan
telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan
berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang telah direncanakan.
Tujuan promosi kesehatan gigi adalah
adanya perubahan perilaku sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, tentunya perubahan perilaku
yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus.
Oleh karena itu, pencampaian target promosi kesehatan gigi dibagi menjadi
tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Hasil yang diharapkan dari promosi kesehatan gigi
dalam jangka pendek adalah tercapainya perubahan pengetahuan dari anak-anak.
Dalam tujuan jangka menengah, hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan
pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku anak-anak
kearah perilaku sehat. Tujuan jangka panjang adalah anak-anak dapat
menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.
|
Kata Kunci 3 (mengapa menarik dilakukan)
|
Perilaku kesehatan merupakan
suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit atau
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) Faktor–faktor predisposisi
(predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan sebagainya. 2) Faktor–faktor pendukung (enabling factors)
yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan misalnya
Puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
3) Faktor–faktor pendorong
(reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Perilaku menggosok gigi pada
anak harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa.
Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup
penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi
juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menggosok gigi, serta
frekuensi dan waktu
menggosok gigi yang tepat. Kegiatan
kesehatan gigi anak usia sekolah dilaksanakan melalui kegiatan Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang salah satu kegiatan UKGS lebih menekankan
pada aspek pelayanan kesehatan siswa yaitu melakukan upaya pencegahan penyakit
gigi yang terjadi pada anak sekolah dasar dan juga aspek pendidikan pada siswa
agar siswa dapat membiasakan pelihara diri kesehatan gigi sejak dini salah satunya
melalui kebiasaan menggosok gigi yang benar.
Cakupan pelayanan kesehatan gigi sekolah dasar diharapkan 100% sekolah
dasar binaan melakukan UKGS dengan memasukan kurikulum pendidikan kesehatan oleh
guru UKS/UKGS. Target cakupan pelayanan kesehatan gigi pada siswa sekolah dasar
melalui UKGS dapat dicapai dengan melalui pembinaan petugas dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut ke sekolah dasar dilakukan minimal 2 kali pertahun per sekolah
dasar dari jumlah sekolah dasar melakukan UKGS, dengan tujuan terciptanya
derajat kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar secara optimal, siswa
mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi serta mempunyai sikap/kebiasaan
memelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.
|
2. Tujuan
a. Tujuan
Umum
Mengetahui efektivitas Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
b. Tujuan
Khusus
1) mengetahui
pengetahuan
anak sebelum dan sesudah
diberikan promosi kesehatan gigi menggunakan Explosion Teeth Model
2) mengetahui
sikap anak sebelum dan
sesudah diberikan promosi kesehatan gigi menggunakan Explosion Teeth Model
3) mengetahui
perilaku anak sebelum dan
sesudah diberikan promosi kesehatan gigi menggunakan Explosion Teeth Model
|
3. Manfaat
a. Menambah
ilmu pengetahuan penulis mengenai Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
b. Memberikan
informasi mengenai Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
c. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah
dasar
|
4.
Landasan Teori yang diperlukan
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak
diteliti
|
Daftar Pustaka
1.
Depkes RI.,1994. Modul Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Di Rumah
Sakit Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta.
2.
Depkes RI. 2000. Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut.
Direktorat Kesehatan Gigi. Jakarta.
3.
Depkes RI. 2004. Upaya Kesehatan gigi Masyarakat. Direktorat Jendral
Pelayanan Medik. Jakarta.
4.
Dinkes Propinsi Lampung. 2010. Profil kesehatan propinsi lampung,
Lampung.
5.
Hutabarat. N. 2009. Peran Petugas Kesehatan, Guru dan Orang Tua dalam
Pelaksanaan
UKGS dengan Tindakan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah
Dasar . Medan (Tesis).
6.
Ircham. Ediati S, Sidarto. 1993. Penyakit penyakit Gigi dan Mulut
Pencegahan dan
Perawatannya. Liberty. Yogyakarta.
7.
Notoatmodjo. S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip Prinsip
dasar. Rineka
Cipta. Jakarta.
8.
Notoatmodjo. S. 2010. Promosi kesehatan. Teori dan aplikasinya. Rineka
Cipta.
Jakarta.
9.
Riskesdas. 2007. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Badan
Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.
10.
Riyanti. E. 2005. Pengenalan dan Perawatan Gigi Anak Sejak Dini. Ed.
Seminar Sehari
Kesehatan Psikologi Anak. ECG. Jakarta.
|
5. Metode
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yakni peneliti
melakukan perlakuan terhadap variabel
independennya kemudian mengukur pengaruh perlakuan tersebut pada
dependen variabel. Perlakuan adalah
suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dalam menentukan
peristiwa atau kejadian. Penelitian
eksperimen bertujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan
intervensi.
Pelaksanaan penelitian
dilakukan dengan menggunakan rancangan one
group pretest posttest, yakni melakukan observasi pertama (pretest), dan diikuti intervensi
perlakuan, setelah itu dilakukan observasi terakhir (posttest) yang memungkinkan tejadi perubahan-perubahan setelah
adanya perlakuan atau percobaan. Pengumpulan data penelitian diperoleh dari
hasil kuesioner yang diberikan kepada setiap sampel yang menjadi responden.
Uji
statistik yang digunakan untuk pengolahan data yaitu uji paired sample t-test apabila setelah dilakukan uji normalitas
datanya normal, akan tetapi apabila datanya tidak normal maka uji statistik
yang digunakan adalah uji wilxocon (2
related samples) dengan bantuan computerized
menggunakan SPSS versi 16 yang menghasilkan adanya Efektivitas Explosion
Teeth Model sebagai media promosi kesehatan gigi dalam
upaya membentuk perilaku anak sekolah dasar
|